Manfaat Internal Publik



INTERNAL Publik dalam perspektif Humas mengacu kepada pihak-pihak yang bekerja dan memiliki kepentingan dengan suatu organisasi, seperti pegawai atau karyawan manajemen, beserta anggota keluarganya, termasuk stakholder public.

Komponen Internal Publik merupakan kumpulan individu yang secara rutin berjumpa dan berinteraksi dengan pihak Humas. Komponen itu memiliki andil demi kesuksesan suatu organisasi.

Ada ungkapan menarik bahwa Sumber Daya Manusia yang dimiliki organisasi adalah asset paling berharga melebihi modal lain. Ungkapan itu bukan merupakan kata-kata klise. 

Dibalik ungkapan itu tepancar makna paling penting yang berimplikasi pada peningkatan kualitas dan kesejahteraan para karyawan.

Untuk mendukung pengembangan kualitas sumber daya manusia itu banyak cara bisa dilakukan. Misalnya kegiatan pelatihan, pendidikan informal, sistem rotasi karyawan, promosi jabatan, dan sebagainya.

Setidaknya, setelah karyawan bergabung dengan organisasi itu mereka mendapatkan banyak pengetahuan atau  pengalaman berbagai hal. 

Dengan demikian organisasi atau perusahaan menjadi semacam “learning organization” bagi setiap individu yang terlibat atau bekerja didalamnya.  

Di sisi lain, perusahaan turut bertanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan atau manajemen. Upaya itu bisa dilakukan melalui penerapan remunerasi, bonus, THR, program asuransi atau Jaminan Hari Tua yang  sangat diperlukan karyawan.

Tentu masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan perusahaan untuk memperkuat rasa bangga karyawan terhadap organisasi. Karena kesejahteraan karyawan dapat dipenuhi oleh organisasinya.

Persoalannya, apa yang bisa dilakukan Humas dalam konteks ini? Harus diakui banyak praktisi Humas cenderung menganggap tanggung jawab pengelolaan dan pengembangan internal public menjadi urusan  HRD  atau personalia. Padahal tidak demikian.

Peran Humas sebagai fungsi manajemen akan dibutuhkan dalam konteks pengelolaan sumber daya manusia. Dalam hal ini jalinan kerja sama antara personalia dengan Humas harus sangat erat. Namun didasari pada kewenangan masing-masing divisi.

Humas berperan untuk menjelaskan berbagai informasi menyangkut hal-hal  yang penting untuk diketahui seluruh anggota organisasi sebagai fungsi internal public. 

Sebagai contoh informasi berkaitan dengan  peraturan yang dikeluarkan manajemen, katakan saja yang berkaitan dengan peraturan jam kerja, cara berpakaian dan berperilaku, etika organisasi, sistem pensiunan dan sebagainya yang sifatnya mengikat semua anggota organisasi.

Begitu juga informasi yang berkaitan dengan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait para karyawan. Sebagai contoh UU Pensiunan, PHK, keselamatan kerja atau peraturan lain yang ditetapkan pemerintah sekiranya perlu disosialisasikan agar dipahami oleh seluruh anggota organisasi.

Humas pun berperan dalam menyampaikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan keakraban sesama karyawan, misalnya family gathering, ulang tahun organisasi, dan sebagainya.  

Dalam prakteknya, Humas harus merancang sistem komunikasi dengan berbagai perangkat medianya agar informasi penting bagi internal publik tersosialisasi dengan baik. 


Dalam konteks itu hubungan Humas dan personalia harus terjalin kerja sama yang tetap berpatokan pada  kewenangannya masing-masing. 

Kerja sama ini dapat memperbaiki dan meningkatkan image organisasi di kalangan anggota internal public. Dan pada akhirnya meluas kepada stakeholders.

Banyak perusahaan telah menjalankan strategi internal publik secara baik. Namun  banyak pula yang belum menyadari bagaimana dan manfaat program internal publik tersebut. 

Karena di berbagai perusahaan divisi internal public dan eksternal public masih dipisahkan yang memungkinkan koordinasi di internal terjadi dualisme pada tingkat top level manajemen.

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post